JAKARTA – Memilih kontraktor sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang kalau Anda punya anggaran besar, susah kalau anggarannya terbatas.
Karena bidang kerja kontraktor yang sangat teknis, pengguna jasa kontraktor terkadang tidak paham betul detail-detailnya, termasuk harga. Hal ini menjadi celah bagi kontraktor nakal untuk meraup keuntungan haram.
Jika Anda punya anggaran yang besar, Anda bisa menunjuk kontraktor ternama dengan reputasi yang sudah santer terdengar. Kontraktor besar tentu tidak akan mau berbuat curang dan menodai reputasinya.
Tetapi jika anggaran Anda terbatas, Anda harus memilih kontraktor yang namanya masih belum dikenal orang. Dari sisi pengguna jasa, tentu hal ini cukup merisaukan.
Padahal, sudah pasti tidak semua kontraktor tanpa reputasi adalah kontraktor nakal. Bahkan, kontraktor nakal sejatinya hanya oknum di bidang tersebut.
Agus Salim, Dirketur Utama PT. Muliaguna Propertindo dijumpai usai penanda tanganan kontrak dengan WIKA Gedung, menuturkan, kepercayaan terhadap kontraktor dapat dilihat dari rekam jejak dari proyek-proyek yang sudah mereka kerjakan.
“Dari sana, kita bisa melihat, hasil bangunan apakah sesuai dengan yang kita mau atau tidak,” tutur Agus.
Selain itu, yang lebih penting bagaimana pengajuan dari kontraktor tersebut secara keseluruhan termasuk dari sisi penawaran harga harus diperhatikan sangat seksama. Jika hasilnya bagus, kenapa tidak kita gunakan?” tambahnya.
Apa yang diutarakan Agus, ternyata sama dengan pandangan dari pengusaha properti muda Fuza Aulia Barasila.
Dikutip dalam buku “Main Properti Gaya Anak Muda”, Fuza menuturkan bahwa untuk memilih kontraktor yang mumpuni, harus dilihat secara teliti dan hati-hati.
“Intinya, pilih kontraktor itu yang jujur, terpercaya, dan membangun sesuai dengan spek yang Anda inginkan. Jangan sampai Anda terburu-buru karena terlalu bersemangat,” tulis Fuza.
Baik Agus maupun Fuza, sama-sama masih beranggapan positif dengan penggunaan jasa kontraktor. Yang terpenting, pengembang mengikuti tujuh langkah berikut ini:
1. Sebarkan pencarian jasa kontraktor secara langsung maupun tidak langsung.
Mencari kontraktor bisa disampaikan secara terbuka melalui media massa atau tertutup. Secara spesifik, bisa kita lakukan dengan cara membuka lowongan di surat kabar atau terjun langsung ke lapangan.
Anda juga bisa mendatangi kantor kontraktor/proyek-proyek pembangunan untuk menemukan kontraktor yang akan kita ajak kerjasama.
2. Tukar infromasi.
Ketika bertemu dengan kontraktor, kita bisa menyampaikan maksud bahwa kita sedang mencari kontraktor untuk mengerjakan proyek yang kita miliki.
Menurut Fuza, memberikan informasi rencana proyek yang akan dikerjakan akan memberikan gambaran awal bagi pihak kontraktor.
“Selain itu, sudah dapat disampaikan di sini jika ada permintaan khusus dari kita sebagai pengembang mengenai sistem pembayarannya,” ia menjelaskan.
Pengembang harus meminta juga informasi mengenai kontraktor tersebut, terutama portfolionya. Kemudian, lakukan crosscheck mengenai kebenaran portfolio tersebut.
Dari situ Anda memiliki sedikit gambaran apakah ia mampu mengerjakan proyek sesuai dengan perencanaan proyek kita (dari termin pembayaran, jangka waktu pembangunan, dan lain-lain).
3. Survey lapangan.
Survey lapangan adalah melakukan pengcekan bagaimana hasil kerja kontraktor tersebut. Pastikan bahwa proyek tersebut benar-benar dikerjakan oleh kontraktor yang bersangkutan. Kontraktor nakal ada yang mencoba mengklaim hasil karya orang lain sebagai portfolionya.
4. Membuka tender.
Agar adil dan lebih banyak pilihan, ada baiknya pengembang membuka tender. Caranya, dengan memberikan gambar rancang bangun dan spesifikasi proyek secara detail kepada peserta tender.
Ini menjadi dasar para peserta tender untuk membuat Rancangan Anggaran Bangunan (RAB) yang nantinya akan diajukan kepada developer.
Sebagai catatan, rahasiakan anggaran pembangunan agar kontraktor dapat memberikan perhitungan yang objektif.
5. Mengumpulkan penawaran kontraktor.
Dengan mengumpulkan penawaran kontraktor, Anda dapat menyeleksi kontraktor mana saja yang sesuai dengan anggaran pembangunan yang telah Anda rencanakan.
Pengumpulan penawaran ini juga dikemas dalam presentasi dari setiap tender atau kontraktor satu per satu. Namun, undangan presentasi ini haruslah terpisah, dengan tujuan peserta tender tidak saling bertemu.
6. Negosiasi.
Setelah Anda membulatkan tekad dan menjatuhkan pilihan pada salah satu kontraktor. Saatnya bernegosiasi mengenai hal-hal yang lebih mendetail lagi.
Tetapi pada saat negosiasi, Anda juga harus melakukan perhitungan matang, agar kontraktor tidak melakukan pengungarangan spesifikasi yang akan merugikan Anda pada akhirnya.
7. Atur kontrak.
Buatlah kontrak setelah kesepakatan akhir tercapai. Sekali lagi, antara hak dan kewajiban masing-masing pihak harus detail dan jelas.
Detail surat perjanjian juga jangan sampai salah, seperti tanggal dan objek. Jangan lupa untuk sertakan cara penyelesaian masalah jika suatu saat nanti terjadi kemungkinan terburuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar