1. Tetap Bertanggung Jawab
Agar permintaan cuti dikabulkan, pastikan jika atasan tidak khawatir akan terbengkalainya pekerjaan Anda. Apalagi jika divisi tengah menghadapi periode sibuk sehingga banyak tugas menumpuk. Untuk itu, jelaskan padanya bahwa Anda tetap mengutamakan pekerjaan. Misalnya dengan menyelesaikan tugas sebelum cuti atau mendelegasikannya kepada rekan yang dipercaya.
Bila Anda tidak masalah untuk diganggu saat cuti, beritahu jika bos atau teman kerja boleh menghubungi bahkan mau tetap bekerja ketika liburan. Dengan begitu Anda terlihat sebagai pegawai yang proaktif, bertanggung jawab, dan menghormati tim.
2. Minta Jangan Bercerita
Cuti adalah hak setiap karyawan. Ketika ingin mengajukannya, lakukanlah dengan yakin. Hindari bersikap ragu atau hanya sekadar menceritakan rencana yang membuat atasan tidak mengerti maksud Anda sebenarnya. Informasikan pula jumlah hari cuti sehingga bos atau rekan bisa menyesuaikan.
3. Satu Bulan Sebelumnya
Jika bisa beritahu keinginan untuk cuti jauh-jauh hari bahkan satu bulan sebelumnya. Hal tersebut biasanya perlu dilakukan karena sejumlah perusahaan mengatur demikian. Selain karena aturan, informasi tersebut juga penting disampaikan agar bos bisa menyesuaikan absennya Anda dengan ritme kerja divisi. Pemberitahuan awal pun membuat pengajuan cuti jadi lebih mudah disetujui.
4. Minta Secara Formal
Tergantung dari aturan setiap perusahaan, biasanya cuti perlu diajukan secara formal. Selain dengan meminta persetujuan atasan, Anda perlu mengisi formulir atau mendaftarkannya pada personalia. Ada juga yang hanya harus mengirim email kepada bos serta pihak terkait lainnya. Untuk itu, jangan lupa menyodorkan dokumen yang dibutuhkan sebelum mengambil cuti sehingga liburan berjalan lancar. (ami/eny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar